Hai pemancing rindu, apa kabar?
Ketika surat ini tiba, aku masih menjadi satu-satunya pelayar yang singgah di hatimu bukan? Semoga.
Entah sudah berapa banyak pesan yang kutitipkan pada semesta
Apakah semuanya tersampaikan padamu?
Ah tapi itu tak penting. Pesan-pesanmu lah yang melekat di pikiranku.
Ah tapi itu tak penting. Pesan-pesanmu lah yang melekat di pikiranku.
Sore itu langit kelabu dan angin bertiup kencang, ingatkah kau? Aku bergegas pulang sebelum dilahap badai. Saat itu kau mengatakan hujan tengah melanda kotamu dan kau pun berpesan, "Aku titipkan pesan pada hujan yang mungkin sebentar lagi menyapa kotamu". Ketika aku hendak berlari menengadah ke langit, menunggu pesanmu jatuh menghempasku, "Tapi aku tidak mau kamu sakit, jadi jangan hujan-hujan ya", lanjutmu. Maka kuurungkan niatku.