Thursday, June 14, 2012 0 motivation

Jangan Kembali, Aku Tak Ingin Kamu Rindukan (Lagi)

Ah, sudah empat bulan rupanya. Empat bulan penuh penantian, kesabaran, dan.... ketidakpastian.

Tiga bulan yang lalu aku bertanya, "Harus kutunggu sampai kapan?",dan kamu pun menjawab, "Tunggu saja. Sampai aku siap dan sudah mapan"
Baiklah, aku akan sabar menunggu. Setidaknya ucapanmu cukup meyakinkan. Namun hanya untuk satu bulan ke depan.

Bulan berikutnya tetap kulontarkan pertanyaan yang sama. Dan jawabmu, "Mengapa kamu tak sabar menunggu? Carilah saja yang lain bila kamu tidak bisa sabar".
Aku cukup tersentak dengan jawabanmu. Rasa ragu mulai menghampiri, berbagai pertanyaan memenuhi hati dan pikiranku. Haruskah ku teruskan menunggumu? Ataukah memang harus kucari yang lain saja? Ah, aku berusaha menepis semua pikiran itu dan tetap percaya pada hatiku.

Selang satu bulan berlalu. Tidak ada pesan singkat, panggilan, ataupun sapaan. Tiba-tiba kabar tentangmu datang. Katanya kamu mencariku. Ya, mencariku! Aku yang selama ini entah masih penting atau tidak untukmu. Tentu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saat itu aku hanya ingin bertemu dan menatap wajahmu dalam-dalam. Memandangnya dengan seksama, apakah ada yang berubah sejak terakhir kali kita bertemu,
Namun, angan hanyalah angan. Aku berhasil membayangkan wajahmu, bukan memandangmu. Kecewa? Pasti. Tapi aku bisa apa? Tentu saja diam menunggu. Mungkin kamu belum siap bertemu denganku.

Bulan ini, tetap saja tidak ada kabar. Dan aku bagaikan menjadi pemuja rahasia. Dan seperti layaknya pemuja rahasia, sakit atau senang yang dirasakan tidak akan diketahui oleh orang lain. Sayangnya, kali ini aku merasakan sakit. Melihat sesuatu yang menyakitkan hingga seorang pemuja rahasia berubah menjadi pemuja-kelelahan-menunggu. Pejuang yang putus asa.

Dan sekali lagi aku bertanya, "Sampai kapan harus kutunggu?", diikuti jawabanmu yang benar-benar diluar perkiraan, "Tahukah kamu, aku sudah punya yang lain. Biarkan masa lalu menjadi masa lalu".
Perasaan yang selama ini aku tahan hanya untuk kembali bersamamu, hilang entah kemana.

Penyesalan datang terus-menerus. Pada awalnya perasaan menyesal karena telah memilih pergi meninggalkanmu, sekarang berbalik menjadi penyesalan karena memilih untuk kembali padamu. Satu kata, bodoh.

Tapi dibalik kebodohan yang aku buat, di situ letak kebahagiaanmu. Bila suatu saat nanti kamu ingat aku, tolong jangan kembali. Rindukan saja bayanganku yang mulai menjauh darimu. Aku tidak mau dirindukan oleh ketidakpastian.



based on what happened to me a few days ago. and it's written in a bad mood situation.
for my EX, thanks for your mock :)
I'm so glad you did it. Because if you didn't, I'm sure I still have a little bit love for you until this time.
I know it's hard for you to stay and so I let you go. Even though I know it's hard for me to leave.
If God has plan to make us meet again, I wish it will be in better condition.
Nevermind. Thanks God finally it's over.
Please let me meet my mate ASAP! HAHAHA :D
 
;